BAB III
Gerak Translasi, Rotasi, dan Kesetimbangan Benda Tegar
- Kompetensi Dasar
3.1. Menguasai konsep gerak translasi dan rotasi
3.3. Menguasai konsep keseimbangan benda tegar
3.4. Menghitung keseimbangan benda tegar
-
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini, diharapkan Anda dapat:
-
-
Menjelaskan pengertian momen gaya.
-
Menghitung momen gaya dari gaya-gaya yang bekerja pada suatu benda tegar.
-
Menjelaskan pengertian momen inersia.
-
Menjelaskan pengertian momentum sudut.
-
Mengaplikasikan hukum kekekalan momentum sudut pada sistem yang berotasi.
-
Mengaplikasikan hukum II Newton untuk gerak translasi dan rotasi benda tegar.
-
Menggunakan syarat keseimbangan statis sistem partikel untuk menyelesaikan soal-soal.
-
Menggunakan syarat keseimbangan statis sistem benda tegar untuk menyelesaikan soal-soal.
-
Menghitung gaya reaksi pada batang yang ditumpu.
-
Menentukan koordinat titik berat suatu benda.
-
-
-
Gerak Translasi dan Rotasi
-
Indikator :
-
Gerak translasi dan gerak rotasi dirumuskan secara kuantitatif
-
Pengaruh torsi diformulasikan pada kasus pengaruh torsi pada benda dalam kaitannya dengan gerak rotasi benda tersebut
-
Dibuat analogi hukum II Newton tentang gerak translasi dan gerak rotasi
Pernahkah Anda melihat permainan roller coaster di pekan raya? Kereta meluncur dan berputar menurut sumbu putaran tertentu. Pernahkah Anda
melihat katrol? Sebuah alat yang dapat berputar dan memberikan
keuntungan mekanik. Benda yang berotasi pasti ada momen gaya yang
bekerja pada benda itu.
Gambar:
Katrol
A. Momen Gaya
Momen gaya
merupakan salah satu bentuk usaha dengan salah satu titik sebagai titik
acuan. Misalnya anak yang bermain jungkat-jungkit, dengan titik acuan
adalah poros jungkat-jungkit. Pada katrol yang berputar karena
bergesekan dengan tali yang ditarik dan dihubungkan dengan beban.
Momen gaya
adalah hasil kali gaya dan jarak terpendek arah garis kerja terhadap
titik tumpu. Momen gaya sering disebut dengan momen putar atau torsi,
diberi lambang t (baca: tau).
Gambar:
Menarik beban menggunakan katrol
t = F . d
Satuan dari momen gaya atau torsi ini adalah N.m yang setara dengan joule.
Momen gaya
yang menyebabkan putaran benda searah putaran jarum jam disebut momen
gaya positif. Sedangkan yang menyebabkan putaran benda berlawanan arah
putaran jarum jam disebut momen gaya negatif.
Gambar:
Skema permainan jungkat jungkit
Titik 0 sebagai titik poros atau titik acuan.
Momen gaya oleh F1 adalah t1 = + F1 . d1
Momen gaya oleh F2 adalah t2 = – F2 . d2
Pada sistem keseimbangan rotasi benda berlaku resultan momen gaya selalu bernilai nol, sehingga dirumuskan:
∑ t = 0
Pada permainan jungkat-jungkit dapat diterapkan resultan momen gaya = nol.
∑ t = 0
- F2 . d2 + F1 . d1 = 0
F1 . d1 = F2 . d2
Pada sistem keseimbangan translasi benda berlaku resultan gaya selalu bernilai nol, sehingga dirumuskan:
∑ F = 0
Pada mekanika dinamika untuk translasi dan rotasi banyak kesamaan-kesamaan besaran yang dapat dibandingkan simbol besarannya.
Perbandingan dinamika translasi dan rotasi
Translasi
|
Rotasi
|
||
Momentum linier
|
p = mv
|
Momentum sudut*
|
L = I
|
Gaya
|
F = dp/dt
|
Torsi
|
= dL/dt
|
Benda massa
Konstan
|
F = m(dv/dt)
|
Benda momen
inersia konstan*
|
= I (d/dt)
|
Gaya tegak lurus
terhadap momentum
|
F = x p
|
Torsi tegak lurus
momentum sudut
|
= L
|
Energi kinetik
|
Ek = ½ mv2
|
Energi kinetik
|
Ek = ½ I2
|
Daya
|
P = F . v
|
Daya
|
P = .
|
Analogi antara besaran translasi dan besaran rotasi
Konsep
|
Translasi
|
Rotasi
|
Catatan
|
Perubahan sudut
|
s
|
|
s = r.
|
Kecepatan
|
v = ds/dt
|
= d/dt
|
v = r.
|
Percepatan
|
a = dv/dt
|
= d/dt
|
a = r.
|
Gaya resultan, momen
|
F
|
|
= F.r
|
Keseimbangan
|
F = 0
|
= 0
|
|
Percepatan konstan
|
v = v0 + at
|
= 0 + t
|
|
s = v0t = ½ at2
|
= 0t + ½t2
|
||
v2 = + 2as
|
2 = + 2
|
||
Massa, momen kelembaman
|
m
|
I
|
I = miri2
|
Hukum kedua Newton
|
F = ma
|
= I
|
|
Usaha
|
W = F ds
|
W = d
|
|
Daya
|
P = F.v
|
P = I
|
|
Energi potensial
|
Ep = mgy
|
||
Energi kinetik
|
Ek = ½ mv2
|
Ek = ½ I2
|
|
Impuls
|
F dt
|
dt
|
|
Momentum
|
P = mv
|
L = I
|
Contoh
F2
30o
O A
B 37o
F1
Dari gambar di atas, tentukan momen total terhadap poros O. Jarak
OA = 4m dan OB = 8 m, gaya F1 = 10 N, dan F2 = 6 N.
Jawab
Pada sistem keseimbangan translasi benda berlaku resultan gaya selalu bernilai nol,
r1 = OB = 8 m
Besar momen gaya t1 = F1 sin 1. r1
= 10 . sin 37. 8
= 10 . 0,6 . 8
= 48 N.m
Arah momen gaya t1 searah perputaran jarum jam
r2 = OA = 4 m
Besar momen gaya t2 = F2 sin 2. r2
= 6 . sin 30. 4
= 6 . 0,5 . 4
= 12 N.m
Arah momen gaya t2 berlawanan arah perputaran jarum jam
t = t2 + t2
= 48 + 12
= 60 Nm
Momen Kopel
Kopel adalah
pasangan dua buah gaya yang sejajar, sama besar dan berlawanan
arah. Kopel yang bekerja pada sebuah benda akan menghasilkan
momen kopel yang mengakibatkan benda berotasi. Momen kopel disimbolkan M
F F F -
+
M F d
d d d
F F F
(a) (b) (c)
Gambar (a) menunjukkan sebuah kopel bekerja pada suatu benda. Untuk
gambar (b) menunjukkan bahwa kopel bertanda positif jika putarannya searah
dengan perputaran jarum jam, tetapi jika perputaran kopel berlawanan dengan arah perputaran jarum jam, maka kopel bertanda negatif seperti gambar (c).
Jika pada benda bekerja beberapa kopel maka resultan momen kopel total benda tersebut adalah
M = M1 + M2 + M3 + … + Mn
Contoh
F4
F1
P 1m 2m 1m
Q
F3
F2
Jawab:
Batang PQ panjangnya 4m. Pada batang tersebut bekerja empat buah gaya F1 = F3 = 5 N, dan F2 = F4 = 8 N, seperti tampak pada gambar di samping. Tentukan besar dan arah momen kopel pada batang PQ tersebut.
M 1 = F x d = 5 x 3 = 15 N m
M 2 = F x d = 8 x 3 = 24 N m
M = M1 + M2
= 15 + ( 24)
= 9 N m
Tanda negatif (-), menunjukkan bahwa momen kopel resultan
arahnya berlawanan dengan arah perputaran jarum jam.
Koordinat Titik Tangkap Gaya Resultan
Jika
terdapat beberapa gaya yang bekerja pada bidang XY, maka setiap gaya
tersebut dapat diuraikan atas komponen-komponennya pada sumbu-X dan
sumbu-Y. Misalkan, komponen-komponen gaya pada sumbu-X adalah F1x, F2x, F3x,…,Fnx, yang jaraknya masing-masing terhadap sumbu-X adalah y1, y2, y3,…,yn .
Sedangkan komponen-komponen gaya pada sumbu-Y adalah F1 y , F 2y , F 3y , …,Fny , yang jaraknya masing-masing terhadap sumbu-Y adalah x1, x2, x3,…,xn . Semua komponen gaya pada sumbu-X dapat digantikan oleh sebuah gaya resultan F x yang jaraknya yo dari sumbu-X, demikian juga semua komponen gaya pada sumbu-Y dapat digantikan oleh sebuah gaya resultan F y yang jaraknya xo dari sumbu-Y.
Koordinat titik tangkap dapat ditentukan dengan persamaan sebagai berikut.
xo = =
yo = =
Jadi koornitat titik tangkap (xo,yo)
Contoh
Y
F2=5N
F3=7N
X
Dari gambar di samping, tentukan besar, arah, dan letak titik tangkap resultan.
-3 -1 0 2 3
F1=-3N
F4=-2N
Jawab
Fy = F1 + F2 + F3 + F4
= -3 + 5 + 7 – 2 = 7 N (arah ke atas)
xo =
xo =
xo =
-
Momen Inersia Benda Tegar
Benda
tegar adalah benda padat yang tidak berubah bentuk apabila dikenai gaya
luar. Dalam dinamika, bila suatu benda tegar berotasi, maka semua
partikel di dalam benda tegar tersebut memiliki percepatan sudut yang sama. Momen gaya atau gaya resultan gerak rotasi didefinisikan sebagai berikut.
”Apabila
sebuah benda tegar diputar terhadap suatu sumbu tetap, maka resultan
gaya putar (torque, baca torsi) luar terhadap sumbu itu sama dengan
hasil kali momen inersia benda itu terhadap sumbu dengan percepatan
sudut”.
Dirumuskan sebagai berikut.
= Fi Ri Sin i atau = ( mi R2 i ) .
mi Ri2
disebut momen inersia atau momen kelembaman benda terhadap sumbu putar,
yaitu penjumlahan hasil kali massa tiap partikel dalam suatu benda
tegar dengan kuadrat jaraknya dari sumbu.
Dirumuskan:
I = mi . Ri2
Definisi lain dari momen inersia adalah perbandingan gaya resultan (momen) terhadap percepatan sudut.
Dirumuskan:
I =
maka = I .
= I
Karena = F . R dan = I .
maka F . R = I .
Percepatan tangensial adalah juga percepatan linier a, yaitu percepatan singgung tepi roda.
a = . R
=
persamaan menjadi :
F . R = I .
Momen inersia
harus dinyatakan sebagai hasil kali satuan massa dan kuadrat satuan
jarak. Untuk menghitungnya harus diperhatikan bentuk geometri dari benda
tegar homogen.
Tabel berikut menunjukkan momen inersia beberapa benda homogen.
Momen inersia berbagai benda yang umum dikenal
I = ½ M (R12 + R22) I = 1/3 MR2 I = MR2 I = 2/5 MR2 I = 2/3 MR2
Contoh:
-
Empat buah partikel seperti ditunjukkan pada gambar dihubungkan oleh sebuah batang kaku ringan yang massanya dapat diabaikan. Tentukan momen inersia sistem partikel terhadap proses:
-
-
sumbu AA1,
-
sA B1 kg 2 kg 1 kg 3 kg2 m 2 m 2 mA1 B1
-
Penyelesaian:
-
I = Σ mi . Ri2
= m1 R12 + m2 . R22 + m3 R32 + m4 R42
= 1 . 02 + 2 . 22 + 1 . 42 + 3 . 62
= 0 + 8 + 16 + 108
I = 132 kg m2
-
I = Σ mi Ri2
= m1 R12 + m2 R22 + m3 R32 + m4 R42
= 1 . 42 + 2 . 22 + 1 . 02 + 3 . 22
= 16 + 8 + 0 + 12
I = 36 kg m2
-
Empat buah partikel massanya 1kg, 2 kg, 2 kg, 3 kg seperti ditunjukkan pada gambar, dihubungkan oleh rangka melingkar ringan jari-jari 2 meter yang massanya dapat diabaikan.
-
Tentukan momen inersia sistem terhadap poros melalui pusat lingkaran dan tegak lurus pada bidang kertas!
A
A’
-
Berapa besar momen gaya harus dikerjakan pada sistem untuk memberikan suatu percepatan terhadap poros ini ( = 4 )?
-
Ulangi pertanyaan (a) dan (b) untuk poros AA1!
Penyelesaian:
-
I = Σ mi Ri2 = m1 R12 + m2 R22 + m3 R32 + m4 R42
= 3 . 22 + 2 . 22 + 1 . 22 + 2 . 22
= 12 + 8 + 4 + 8
= 32 kg m2
-
Ï„ = I . = 32 . 4 = 128 N.m
-
I = m2 R12 + m2 R22 + m2 R22 + m3 R32 + m4R42
-
Sebuah benda sistem yang terdiri atas dua bola dengan massa masing- masing 5 kg dihubungkan oleh sebuah batang kaku yang panjangnya 1 m. Bola dapat diperlakukan sebagai partikel dan massa batang 2 kg. Tentukan momen inersia sistem terhadap sumbu yang tegak lurus batang dan melalui
-
-
pusat 0, O
-
salah satu bola!
-
L = 1 m
Penyelesaian:
-
I = Σ mi Ri2
I = mA . RA2 + mB . RB2 + 1/12 m . L2
I = 5 . (0,5)2 + 5 . (0,5)2 + 1/12 . 2 . 12
I = 5 . 0,25 + 5 . 0,25 + 1/6
I = 2,5 + 1/6
I = 5/2 + 1/6 = = 16/6
I = 8/3 kg m2
b. I = Σ mi Ri2
I = mA.RA2 + Mb.RB2 + 1/3 .m.l2
I = 0 + 5 . 12 + 1/3 . 2.12
I = 5 + 2/3
I = 5 kg m2
-
Uji Kompetensi I
-
Seorang tukang cat (massa 55 kg) mengatur papan homogen yang beratnya
60 N dengan kuda-kuda di B dan C seperti pada gambar. Panjang AD = 4 m,
AB = CD = 1 meter. Jarak kaleng cat (2 kg) dari A = 0,5 m. Secara perlahan
ia mengecat sambil menggeser ke kanan. Pada jarak berapa meter dari C dia
dapat menggeser sebelum papan terjungkit ?
A B C D
-
Pada sebuah batang horisontal AC yang panjangnya 10 m bekerja tiga buah gaya 3 N, 2 N dan 4 N seperti terlihat pada gambar ! Tentukan :
a. Resultan dari gaya-gaya tersebut.
b. Momen gaya yang bekerja pada sumbu-sumbu yang melalui A, B dan C
c. Letak titik tangkap gaya Resultannya.
-
Batang AB yang panjangnya 5 meter dan beratnya boleh diabaikan, padanya bekerja 5 buah gaya seperti tampak pada gambar di bawah ini. Jika tg = 3/4.
Tentukan besar dan letak dari gaya resultannya.
-
Batang AB yang mempunyai panjang 6 m mendapat gaya pada ujung-ujungnya seperti tampak pada gambar. Tentukan besar dan letak gaya resultannya.
-
Tentukan momen inersia batang yang berputar pada poros berjarak ¼ l dari ujung titik 0
O
-1/4 l +3/4 l
-
Empat buah benda disusun pada rangka pada sumbu koordinat XY seperti tampak pada gambar di bawah ini. M1=M3 =1kg, M 2 =3 kg, dan M 4 = 2 kg. Tentukan momen inersia sistem jika sumbu putarnya adalah (a) sumbu Y, (b) sumbu yang tegak lurus bidang XY melalui titik O.
Y
M1
2 m
O 3 m M2
3 m
M4
-
Tentukan momen inersia bola pejal !
-
massa bola m
-
volume bola V = 4/3 R3
-
massa keping = dm
-
volume keping = dV = r2 dx
-
Perhatikan gambar di bawah ini. Tentukan lengan momen dan momen gaya dari gaya F1 = 100 N dan gaya F2 = 200 N terhadap poros di titik A dan titik C, jika AD = L, AB = L/2, dan AC = 3L/4. D
C
B F2
A 30o F1
-
Pada sebuah batang horisontal AC yang panjangnya 10 m bekerja tiga buah gaya 3 N, 2 N dan 4 N seperti terlihat pada gambar ! Tentukan :
a. Resultan dari gaya-gaya tersebut.
b. Momen gaya yang bekerja pada sumbu-sumbu yang melalui A, B dan C
c. Letak titik tangkap gaya Resultannya.
-
Batang AB yang panjangnya 5 meter dan beratnya boleh diabaikan, padanya bekerja 5 buah gaya seperti tampak pada gambar di bawah ini. Jika tg = 3/4.
Tentukan besar dan letak dari gaya resultannya.
-
-
Menghitung Gerak Translasi dan Rotasi
-
Indikator :
-
Dinamika rotasi benda tegar dianalisis untuk berbagai kondisi
-
Gerak menggelinding tanpa slip dianalisis
C. Momentum Sudut Gerak Rotasi Benda Tegar
Dalam
dinamika, bila suatu benda berotasi terhadap sumbu inersia utamanya,
maka momentum sudut total L sejajar dengan kecepatan sudut , yang selalu searah sumbu rotasi. Momentum sudut (L) adalah hasil kali momen kelembaman I dan kecepatan sudut . Sehingga dapat dirumuskan :
L = I .
Bagaimana
persamaan tersebut diperoleh? Perhatikan gambar berikut. Momentum sudut
terhadap titik 0 dari sebuah partikel dengan massa m yang bergerak
dengan kecepatan V (memiliki momentum P = mv) didefinisikan dengan
perkalian vektor,
L = R P
atau L = R mV
L = mR V
Jadi momentum sudut adalah suatu vektor yang tegak lurus terhadap bidang yang dibentuk oleh R dan v.
Dalam kejadian gerak melingkar dengan 0 sebagai pusat lingkaran, maka vektor R dan v saling tegak lurus.
V = R
Sehingga L = m R v
L = m R R
L = m R2
Arah L dam adalah sama, maka:
L = m R2
atau L = I
karena =
maka : L = m R2
L = I
Momentum sudut sebuah partikel, relatif terhadap titik tertentu adalah besaran vektor, dan secara vektor ditulis:
L = R P = m (R v)
Bila diturunkan, menjadi:
karena = F R
maka =
Apabila suatu sistem mula-mula mempunyai memontum sudut total L, dan sistem mempunyai momentum sudut total akhir L’,
setelah beberapa waktu, maka berlaku hukum kekekalan momentum sudut.
Perhatikan seorang penari balet yang menari sambil berputar dalam dua
keadaan yang berbeda. Pada keadaan pertama, penari merentangkan tangan
mengalami putaran yang lambat, sedangkan pada keadaan kedua, penari
bersedekap tangan roknya berkibar-kibar dengan putaran yang cepat.
momentum sudut total awal = momentul sudut total akhir
L = L’
L1 + L2 = L1’ + L2’
Hukum Kekekalan momentum rotasi sebagai berikut.
I1 1 + I2 2 = I1’ 1’ + I2’ 2’
D. Energi Kinetik Rotasi
Misalkan sebuah sistem terdiri atas dua partikel yang massanya m1 dan m2 dan rotasi bergerak dengan kecepatan linier v1 dan v2, maka energi kinetik partikel ke 1 adalah ½ m1v12. Oleh karena itu, energi kinetik sistem dua partikel itu adalah (energi kinetik partikel ke 2 adalah ½ m2v22 ) :
EK = ½ m1 v12 + ½ m2v22
Dalam sistem benda tegar energi kinetiknya:
EK = ½ mi vi2
Benda tegar yang berotasi terhadap suatu sumbu dengan kecepatan sudut , kecepatan tiap partikel adalah vi = . Ri , di mana Ri adalah jarak partikel ke sumbu rotasi.
jadi EK = ½ mivi2
= ½ mi Ri2 2
= ½ ( mi Ri2) 2
EK = ½ I . 2
karena L = I .
maka EK = ½ L .
atau EK = ½
Masalah
umum di mana benda tegar berotasi terhadap sebuah sumbu yang melalui
pusat massanya dan pada saat yang sama bergerak translasi relatif
terhadap seorang pengamat. Karena itu, energi kinetik total benda dapat
dituliskan sebagai berikut.
EK = ½ mv2 + ½ I . 2
Dalam hal ini hukum kekekalan energi total atau energi mekanik adalah:
E = EK + EP = konstan
½ mv2 + ½ I 2 + mgh = konstan
Contoh Soal
Sebuah silinder pejal
homogen dengan jari-jari R dan massa m, yang berada di puncak bidang
miring, menggelinding menuruni bidang miring seperti tampak pada gambar.
Buktikanlah kecepatan liniear pusat massa ketika tiba di dasar bidang
miring adalah V =
-
dengan menggunakan hukum kekekalan energi,
-
dengan menggunakan hukum II dinamika rotasi!
Penyelesaian
Jawab:
v1 = 0, 1 = 0
s
h
a. Ek1 + Ep1 = Ek2 + Ep2
(½ m v12 + ½ I 12) + mgh1 = ( ½ mv22 + ½ I 22) + mgh2
0 + 0 + mgh = ½ mv2 + ½ . ½ mR2 ( )2 + 0
gh = ½ v2 + ¼. R2 . v/r
gh = ¾ v2
v2 = gh
v = (terbukti)
-
Hukum II dinamika rotasi
Σ F = m . a
m g . – ½ m . a = m . a
= a
a = .
v2 = vo2 + 2 a s
v2 = 02 + 2. . s
v2 = gh
v = (terbukti)
E. Menggelinding
Menggelinding adalah gabungan dari gerak translasi (titik pusat massa) dan gerak rotasi (penampang bentuk lingkaran).
F
F
f f
Penyelesaian kita tinjau dari masing-masing gerakan itu.
-
Bila gaya F berada tepat di sumbu:
- gerak translasi berlaku : F – f = m . a
- gerak rotasi berlaku : f . R = I .
di mana ( = )
-
Bila gaya F berada di titik singgung :
- gerak translasi berlaku : F + f = m . a
- gerak rotasi berlaku : (F – f) . R = I . ( = )
Katrol
-
Sumbu dianggap licin tanpa gesekan
Massa = m
Jari-jari = R
Momen kelembaman = I
Gerak translasi beban :
F = m . a
+ T1 – m1g = m1a ………………….(i)
+ m2g – T2 = m2a ………………….(ii)
Gerak rotasi katrol :
= I .
(T2 – T1) R = I ……………….(iii)
-
Pada puncak bidang miring
Gerak translasi beban :
F = m . a
+ T1 – m1g sin – f = m1a …….(i)
+ m2g – T2 = m2a …………………..(ii)
Gerak rotasi katrol :
= I .
(T2 – T1) R = I ……………………(iii)
-
S
Gerak translasi beban :
F = m . a
mg – T = m . a ……………..(i)
Gerak rotasi katrol :
= I .
T . R = I . ……………..(ii)
Contoh Soal
-
8.Pesawat Atwood seperti pada gambar, terdiri atas katrol silinder yang masanya 4 kg (dianggap silinder pejal). Masa m1 dan m2 masing- masing 5 kg dan 3 kg. jari- jari katrol = 50 cm. Tentukan:
a. percepatan beban,
b. tegangan tali!
Penyelesaian:
a. Tinjau benda m1
Σ F = m1 . a
w1 – T1 = m1 . a
5 . 10 – T1 =5 . a
T1 = 50 – 5a
Tinjau benda m2:
Σ F = m2 . a
T2 – W2 = m2 . a
T2 – 3.10 = 3 . a
T2 = 30 + 3a
Tinjau katrol
Σ τ = I .
T1 . R – T2 . R = ½ m . R2 a/R
T1 – T2 = ½ . 4 . 2
50 – 5a – 30 – 3a = 2a
20 = 10 . a
a = 2 m/s2
-
T1 = 50 – 5 . 2 = 40 N
T2 = 30 + 3 . 2 = 36 N
2.
Pesawat Atwood seperti pada gambar, terdiri dari katrol silinder yang licin tanpa gesekan Jika m1 = 50 kg dan m2 = 200 kg , g = 10 m/det2
Antara balok m1 dan bidang datar ada gaya gesek dengan μ = 0,1. massa katrol 10 kg. hitunglah:
-
percepatan sistem,
-
gaya tegang tali!
Penyelesaian:
a.
Tinjau m1:
Σ F = m . a
T1 – f1 = m . a
Ti – k . N = m1 . a
Ti – 0,1 . m1 . g = m1 . a
T1 – 0,1 50 . 10 = 50 . a
T1 = 50 + 50a
Tinjau m2:
Σ F = m . a
w2 – T2 = m2 . a
m2 . g – T2 = m2 . a
200 . 10 – T2 =200 . a
T2 = 2000 – 200 . a
Tinjau katrol:
Σ τ = I .
T2 . R – T1 . R = ½ m . r2 . a/R
T2 – T1 = ½ m . a
2000 – 200a – 50 – 50 a = ½ . 10 . a
1950 = 255 a
a = = 7,65 m/s2
b. T1 = 50 + 50 . 7,65 = 432,5 N
T2 = 2000 – 200 . 7,65 = 470 N
-
Dua buah benda yang massanya m1 dan m2 dihubungkan dengan seutas tali melalui sebuah katrol bermassa M dan berjari-jari R seperti ditunjukkan pada gambar. Permukaan meja licin. Tentukan percepatan masing- masing benda bila:
-
katrol dapat dianggap licin sehingga tali meluncur pada katrol
-
katrol cukup kasar sehingga ikut berputar dengan tali
-
katrol cukup kasar sehingga ikut berputar dengan tali!
Penyelesaian:
-
katrol licin (k = 0), T1 = T2 = T
Tinjau m1 : Σ F = m . a
T = m1 . a
T = 3 . a
Tinjau m2 : Σ F = m . a
w2 – T = m2 . a
m2 . g – T = m2 . a
5 . 10 – T = 5 . a
T = 50 – 5a
-
-
T = T
-
3a = 50 – 5a
3a + 5a = 50
8a = 50
a = = 6,25 2
-
katrol kasar
Katrol :
Σ τ = I .
T2 . R – T1 . R = ½ mk . R2 . a/r
50 – 5a – 3a = ½ . 1 . a
50 = ½ a + 8a = 8,5 a
a = 50/8,5 = 5,88 2
-
-
Bidang miring dengan sudut kemiringan = 30º. Koefisien gesek 0,2. Ujung bidang miring diperlengkapi katrol dengan massa 600 gram. Jari- jari 10 cm (dianggal silinder pejal). Ujung tali di atas bidang miring diberi beban 4 kg. Ujung tali yang tergantung vertikal diberi beban dengan massa 10 kg. Tentukanlah percepatan dan tegangan tali sistem tersebut!
-
Penyelesaian:
Tinjau m1 Σ F1 = m1 . a
T1 – fk – w1 sin 30 = m1 . a
T1 – k . N – m1 g sin 30 = m1 . a
T1 – k . m1 . g . cos 30 – m1 . g sin 30 = m1 . a
T1 – 0,2 . 4 . 10 . ½ – 4 . 10 . ½ = 4 . a
T1 – 4 – 20 = 4a
T1 = 26,928 + 4a
Tinjau m2 Σ F = m . a
w2 – T2 = m2 . a
w2 . g – T2 = m2 . a
10 .10 – T2 = 10 .a
T2 = 100 – 10a
Tinjau katrol Σ τ = I .
T2 . R – T1 . R = ½ m . R2 . a/R
100 – 10a – 26,928 – 4a = ½ . 0,6 . a
100 – 26,928 = 0,3a + 10a + 4a
73,072 = 14,3 a
a = 5,1 m/s2
-
-
-
T1 = 26,928 + 4 . 5,1
-
-
T1 = 47,328 N
T2 = 100 – 10 . 5,1
= 49 N
-
-
Balok A ditarik oleh pemberat B dengan cara seperti pada gambar. Koefisien gesekan antara balok A dengan lantai = 0,5 . Jika massa A = m, massa B = 3m. Massa tali dan katrol diabaikan dan percepatan gravitasi g.
-
Tentukan:
-
gaya tarik oleh tali
-
percepatan B
Penyelesaian:
Waktu sama, jarak yang ditempuh A adalah 2x jarak tempuh B berarti
sA = 2 sB atau aA = 2 aB
Tinjau benda A
wB – 2T = mB . aB
3mg – 2T = 3m aB
aB =
Tinjau benda B
T – f = mA aA
T – 0,5 NB = m . aA
T – 0,5 m g = m aA
aA =
-
gaya tarik oleh tali
Substitusi
aA = 2 aB
= 2 ()
3 T m – 1,5 m2 g = 6 m2 g – 4 T m
: m
T =
-
percepatan B
aB =
=
= =
aB = g
-
-
Kesetimbangan Benda Tegar
-
Kesetimbangan adalah suatu kondisi benda dengan resultan gaya dan resultan momen gaya sama dengan nol.
Kesetimbangan biasa terjadi pada :
-
Benda yang diam (statik), contoh : semua bangunan gedung, jembatan, pelabuhan, dan lain-lain.
-
Benda yang bergerak lurus beraturan (dinamik), contoh : gerak meteor di ruang hampa, gerak kereta api di luar kota, elektron mengelilingi inti atom, dan lain-lain.
Benda tegar adalah benda yang tidak berubah bentuknya karena pengaruh gaya dari luar.
Kesetimbangan benda tegar dibedakan menjadi dua:
-
Kesetimbangan partikel
-
Kesetimbangan benda
-
Kesetimbangan Partikel
Partikel adalah benda yang ukurannya dapat diabaikan dan hanya mengalami gerak translasi (tidak mengalami gerak rotasi).
Syarat kesetimbangan partikel F = 0 Fx = 0 (sumbu X)
Fy = 0 (sumbu Y)
-
Kesetimbangan Benda
Syarat kesetimbangan benda: Fx = 0, Fy = 0, = 0
Momen
gaya merupakan besaran vektor yang nilainya sama dengan hasil kali
antara gaya dengan jarak dari titik poros arah tegak lurus garis kerja
gaya.
Dirumuskan: = F . d
Putaran
momen gaya yang searah dengan putaran jarum jam disebut momen gaya
positif, sedang yang berlawanan putaran jarum jam disebut momen gaya
negatif.
Momen
kopel adalah momen gaya yang diakibatkan pasangan dua gaya yang sama
besarnya dan arahnya berlawanan tetapi tidak segaris kerja.
Benda yang dikenai momen kopel akan bergerak rotasi terus menerus.
Contoh Soal
-
Sebuah roda mamiliki massa 13 kg dan jari – jari 1 m. bertumpu dilantai dan bersandar pada anak tangga yang tingginya 0,6 m dari lantai seperti pada gambar. Tentukan gaya mendatar F minimum untuk mengungkit roda jika g = 10 m/s2!
Diketahui : m = 13 kg g = 10 m/s2
R = 1m
h = 0,6 m
ditanyakan : F min…..?
jawab : W = m .g
= 13.10
= 130 N
l1 = R- h
= 1 – 0,6
= 0,4
l2 = (R2 – l12)
= (12 – 0,42)
= (1 – 0,16)
= 0,84
= 0
1 + 2 = 0
F . l1 – W . l2 = 0
F . 0,4 – 130 . 0,84 = 0
F = (1300,84)/0,4
= 3250,84 N
-
Suatu batang pemikul AB panjangnya 90 cm (berat diabaikan) dipakai untuk memikul beban A dan B masing – masing beratnya 48 N dan 42 N. supaya batang setimbang, orang harus memikul (menumpu) di C. maka tentukan jarak AC!
Diketahui : batang pemikul AB = 90 cm
FA = 48 N
FB = 48 N
Ditanyakan : Jarak AC…?
Jawaban : misal jarak AC adalah x maka BC adalah 90 – x
= 0
A + B = 0
-WA . lA + WB . lB = 0
-48x + 42 (90 – x) = 0
-48x + 3780 – 42x = 0
-90x = 3780
x = 3780/90 = 42 cm
-
Titik Berat
Titik
berat adalah titik pusat atau titik tangkap gaya berat dari suatu benda
atau sistem benda. Titik berat atau pusat berat benda berfungsi sebagai
titik yang terhadapnya gaya-gaya berat bekerja pada semua
partikel benda itu sehingga akan menghasilkan resultan momen gaya
nol. Titik berat merupakan titik di mana gaya berat bekerja
secara efektif.
Titik berat menurut bentuk benda dibedakan menjadi 3 antara lain:
-
-
Benda berbentuk garis/kurva, contoh : kabel, lidi, benang, sedotan, dan lain-lain.
-
Benda berbentuk bidang/luasan, contoh : kertas, karton, triplek, kaca, penggaris, dan lain-lain.
-
Benda berbentuk bangunan/ruang, contoh : kubus, balok, bola, kerucut, tabung, dan lain-lain
-
-
Benda berbentuk partikel massa
Apabila sistem benda terdiri dari beberapa benda partikel titik digabung menjadi satu, maka koordinat titik beratnya dirumuskan:
Xo = =
Jadi zo (Xo,Yo)
Yo = =
-
Benda berbentuk garis/kurva
Daftar
titik beberapa benda berbentuk garis dapat dilihat dalam lampiran.
Apabila sistem benda terdiri dari beberapa benda garis digabung menjadi
satu, maka koordinat titik beratnya dirumuskan:
Xo = =
Jadi zo (Xo,Yo)
Yo = =
-
Benda berbentuk bidang/luasan
Daftar
titik berat berbagai macam bidang beraturan dan bidang selimut benda
dapat dilihat dalam lampiran. Apabila sistem benda terdiri dari bidang
gabungan, maka koordinat titik beratnya dirumuskan:
Xo = =
Jadi zo (Xo,Yo)
Yo = =
-
Benda berbentuk volume/ruang (homogen)
Daftar
titik berat berbagai macam benda ruang beraturan dapat dilihat dalam
lampiran. Apabila sistem benda terdiri dari bidang gabungan benda, maka
koordinat titik beratnya dirumuskan:
Bila terbuat dari bahan-bahan yang sama (homogen)
Xo = =
Jadi zo (Xo,Yo)
Yo = =
-
Bila terbuat dari bahan-bahan yang berbeda (heterogen)
Xo = =
Jadi zo (Xo,Yo)
Yo = = ]
keterangan : W = mg = . V . g
karena S = . g W = S . V
-
-
-
= massa jenis (kg/m3)
-
-
S = berat jenis (N/m3)
Tabel titik berat bentuk teratur linier
Nama benda
|
Gambar benda
|
letak titik berat
|
keterangan
|
1. Garis lurus
|
x0 = l
|
z = titik tengah garis
|
|
2. Busur lingkaran
|
R = jari-jari lingkaran
|
||
3. Busur setengah
lingkaran
|
Tabel titik berat benda teratur berbentuk luas bidang homogen
Nama benda
|
Gambar benda
|
Letak titik berat
|
Keterangan
|
1. Bidang segitiga
|
y0 = t
|
t = tinggi
z = perpotongan
garis-garis berat
AD & CF
|
|
2.Jajaran genjang,
Belah ketupat,
Bujur sangkar
Persegi panjang
|
y0 = t
|
t = tinggi
z = perpotongan
diagonal AC dan
BD
|
|
3. Bidang juring
lingkaran
|
R = jari-jari lingkaran
|
||
4.Bidang setengah
lingkaran
|
R = jari-jari lingkaran
|
Tabel titik berat benda teratur berbentuk bidang ruang homogen
Nama benda
|
Gambar benda
|
Letak titik berat
|
Keterangan
|
1. Bidang kulit
prisma
|
z pada titik
tengah garis z1z2 y0 = l
|
z1 = titik berat
bidang alas
z2 = titik berat
bidang atas
l = panjang sisi
tegak.
|
|
2. Bidang kulit
silinder.
( tanpa tutup )
|
y0 = t
A = 2 R.t
|
t = tinggi
silinder
R = jari-jari
lingkaran alas
A = luas kulit
silinder
|
|
3. Bidang Kulit
limas
|
T’z = T’ T
|
T’T = garis
tinggi ruang
|
|
4. Bidang kulit
kerucut
|
zT’ = T T’
|
T T’ = tinggi
kerucut
T’ = pusat
lingkaran alas
|
|
5. Bidang kulit
setengah bola.
|
y0 = R
|
R = jari-jari
|
Tabel titik berat benda teratur berbentuk ruang, pejal homogen
Nama benda
|
Gambar benda
|
Letak titik berat
|
Keterangan
|
1. Prisma
beraturan.
|
z pada titik tengah garis z1z2
y0 = l
V = luas alas kali tinggi
|
z1 = titik berat
bidang alas
z2 = titik berat
bidang atas
l = panjang sisi
tegak
V = volume
prisma
|
|
2. Silinder Pejal
|
y0 = t
V = R2 t
|
t = tinggi silinder
R = jari-jari
lingkaran alas
|
|
3. Limas pejal
beraturan
|
y0 = T T’
= t
V = luas alas x tinggi
3
|
T T’ = t = tinggi
limas beraturan
|
|
4. Kerucut pejal
|
y0 = t
V = R2 t
|
t = tinggi kerucut
R = jari-jari lingkaran alas
|
|
5. Setengah bola
pejal
|
y0 = R
|
R = jari-jari bola.
|
-
Macam-macam Kesetimbangan
Tiga macam keseimbangan benda seperti tampak
pada gambar di bawah ini.
(a) (b) (c)
Gambar (a) adalah contoh keseimbangan labil, gambar (b)
merupakan contoh keseimbangan stabil, dan gambar (c) adalah contoh keseimbangan netral.
Dibedakan menjadi 3:
-
-
Kesetimbangan labil/goyah
-
Adalah
keseimbangan pada suatu benda di mana setelah gangguan yang
diberikan/dialami benda dihentikan, maka benda tidak kembali ke posisi
keseimbangan semula, tetapi bahkan memperbesar gangguan tersebut.
Contoh:
Keseimbangan pada suatu benda dipandang sebagai keseimbangan yang
dimiliki benda jika gangguan yang dialaminya menurunkan titik beratnya
(energi potensialnya).
-
-
Kesetimbangan stabil/mantap
-
Adalah
keseimbangan suatu benda di mana setelah gangguan yang diberikan pada
benda dihentikan, benda akan kembali ke posisi keseimbangan semula.
Contoh:
Keseimbangan stabil dapat dipandang sebagai keseimbangan yang dimiliki
benda jika gangguan yang dialaminya menaikkan titik beratnya (energi
potensialnya).
-
-
Kesetimbangan indeferen/netral
-
Adalah keseimbangan pada suatu benda di mana setelah gangguan yang diberikan tidak mengubah posisi benda.
Contoh
: Keseimbangan indiferen dapat dipandang sebagai keseimbangan yang
dimiliki benda dimana jika gangguan yang dialaminya tidak menyebabkan
perubahan titik beratnya (energi potensialnya).
-
Contoh soal
-
Tentukan koordinat titik berat susunan empat buah kawat berbentuk bangun seperti gambar di bawah ini.
6
4
2
2 3 4 5
Jawab
Dari gambar tersebut, panjang kawat, letak absis dan ordinat titik beratnya adalah:
-
-
kawat pertama:
-
L1 = 4, x1 = 2, dan y1 = 4.
-
-
kawat kedua:
-
L2 = 4, x2 = 2, dan y2 = 2.
-
-
kawat ketiga:
-
L3 = 4, x3 = 4, dan y3 = 4.
-
-
kawat keempat:
-
L4 = 2, x4 = 4, dan y4 = 2.
Xo = = = =
Yo = = = =
Jadi zo (Xo,Yo) = ( , )
-
Uji Kompetensi II
-
Suatu batang AB yang homogen, massanya 30 kg, panjangnya 5 meter, menumpu pada lantai di A dan pada tembok vertikal di B. Jarak dari B ke lantai 3 meter; batang AB menyilang tegak Lurus garis potong antara lantai dan tembok vertikal. Berapa besarnya gaya K mendatar yang harus di berikan pada batang di A supaya batang tetap seimbang ? dan Hitung juga gaya tekan pada A dan B.
2
benda A dan B masing–masing bermassa 5 kg dan 2 kg dihubungkan dengan
sebuah tali dengan sebuah katrol bermassa 2 kg dan berjari-jari 10 cm .
Hitung percepatan benda dan tegangan tali!
Diketahui m1 = 4 kg, M = 1 kg, r = 1 cm, m2 = 2 kg. Hitung percepatan benda dan tegangan tali!
-
Suatu sistem katrol digunakan untuk mempertahankan beban 49 N
seperti pada gambar. Bila massa katrol diabaikan dan sistem dalam
keadaan setimbang, tentukan besarnya tegangan tali pada kabel
paling atas (T) !
-
Sebuah batang AB massanya 10 kg, panjangnya 6 meter. Ujung B diikat dengan tali dan ujung tali yang lain diikat di C pada sebuah tembok vertikal. Ujung A dari batang bertumpu pada tembok itu juga. Dalam sikap seimbang ini tali membuat sudut 300 dengan tembok. Tentukan :
a. Gaya tegangan tali.
b. Tekanan tembok di A
c. Sudut yang dibuat batang dengan tembok.
-
Sebuah batang dengan berat 50 N seperti tampak pada gambar di bawah ini. Berapa besar tegangan dalam kabel pendukungnya dan berapa komponen dari gaya yang dikerjakan oleh engsel pada batang.
-
Susunan benda pejal homogen
Yang terdiri dari silinder
berongga dan setengah bola
terletak di atas lantai seperti
tampak pada gambar.
Tentukan jarak titik berat
susunan benda tersebut dari lantai.
-
Sebuah bangun berupa luasan memiliki bentuk dan ukuran seperti tampak pada gambar. Tentukan koordinat titik beratnya.
Y
8
4
X
0 4 8
-
Sebuah bidang homogen tampak seperti pada gambar di bawah ini. Tentukan letak titik beratnya terhadap sisi alasnya.
-
Sistem dalam gambar di bawah ini berada dalam keadaan seimbang. Jika berat balok W1 = 400 N dan koefisien gesek statik antara balok W1 dengan meja adalah 0,4. Tentukan berat balok W2,
dan gaya tegang tali T1 dan T2, dan T3.
60o
T3
W1
W2
Sumber : http://pristiadiutomo.wordpress.com/rotasi-dan-kesetimbangan-benda-tegar/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar