Social Icons


SMA N 1 Belitang

Kamis, 17 Oktober 2013

Sekilas Tentang Sejarah Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia lahir pada tanggal 28 Oktober 1928. pada saat itu, para pemuda dari berbagai pelosok Nusantara berkumpul dalam kerapatan Pemuda dan berikrar (1) bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia, (2) berbangsa yang satu, bangsa Indonesia, dan (3) menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Ikrar para pemuda ini dikenal dengan nama Sumpah Pemuda.
Unsur yang ketiga dari Sumpah Pemuda merupakan pernyataan tekad bahwa bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan bangsa <?xml:namespace prefix = st1 ns = "urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags" />Indonesia. Pada tahun 1928 itulah bahasa Indonesia dikukuhkan kedudukannya sebagai bahasa nasional.
Bahasa Indonesia dinyatakan kedudukannya sebagai bahasa negara pada tanggal 18 Agustus 1945 karena pada saat itu Undang-Undang Dasar 1945 disahkan sebagai Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Dalam Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa Bahasa negara ialah bahasa Indonesia (Bab XV, Pasal 36).
Keputusan Kongres Bahasa Indonesia II tahun 1954 di Medan, antara lain, menyatakan bahwa bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Bahasa Indonesia tumbuh dan berkembang dari bahasa Melayu yang sejak zaman dulu sudah dipergunakan sebagai bahasa perhubungan (lingua franca) bukan hanya di Kepulauan Nusantara, melainkan juga hampir di seluruh Asia Tenggara.
Bahasa Melayu mulai dipakai di kawasan Asia Tenggara sejak abad ke-7. Bukti yang menyatakan itu ialah dengan ditemukannya prasasti di Kedukan Bukit berangka tahun 683 M (Palembang), Talang Tuwo berangka tahun 684 M (Palembang), Kota Kapur berangka tahun 686 M (Bangka Barat), dan Karang Brahi berangka tahun 688 M (Jambi). Prasasti itu bertuliskan huruf Pranagari berbahasa Melayu Kuna. Bahasa Melayu Kuna itu tidak hanya dipakai pada zaman Sriwijaya karena di Jawa Tengah (Gandasuli) juga ditemukan prasasti berangka tahun 832 M dan di Bogor ditemukan prasasti berangka tahun 942 M yang juga menggunakan bahasa Melayu Kuna.
Pada zaman Sriwijaya, bahasa Melayu dipakai sebagai bahasa kebudayaan, yaitu bahasa buku pelajaran agama Budha. Bahasa Melayu juga dipakai sebagai bahasa perhubungan antarsuku di Nusantara dan sebagai bahasa perdagangan, baik sebagai bahasa antarsuku di Nusantara maupun sebagai bahasa yang digunakan terhadap para pedagang yang datang dari luar Nusantara.
Informasi dari seorang ahli sejarah Cina, I-Tsing, yang belajar agama Budha di Sriwijaya, antara lain, menyatakan bahwa di Sriwijaya ada bahasa yang bernama Koen-louen (I-Tsing:63,159), Kou-luen (I-Tsing:183), K’ouen-louen (Ferrand, 1919), Kw’enlun (Alisjahbana, 1971:1089). Kun’lun (Parnikel, 1977:91), K’un-lun (Prentice, 1078:19), yang berdampingan dengan Sanskerta. Yang dimaksud Koen-luen adalah bahasa perhubungan (lingua franca) di Kepulauan Nusantara, yaitu bahasa Melayu.
Perkembangan dan pertumbuhan bahasa Melayu tampak makin jelas dari peninggalan kerajaan Islam, baik yang berupa batu bertulis, seperti tulisan pada batu nisan di Minye Tujoh, Aceh, berangka tahun 1380 M, maupun hasil susastra (abad ke-16 dan ke-17), seperti Syair Hamzah Fansuri, Hikayat Raja-Raja Pasai, Sejarah Melayu, Tajussalatin, dan Bustanussalatin.
Bahasa Melayu menyebar ke pelosok Nusantara bersamaan dengan menyebarnya agama Islam di wilayah Nusantara. Bahasa Melayu mudah diterima oleh masyarakat Nusantara sebagai bahasa perhubungan antarpulau, antarsuku, antarpedagang, antarbangsa, dan antarkerajaan karena bahasa Melayu tidak mengenal tingkat tutur.
Bahasa Melayu dipakai di mana-mana di wilayah Nusantara serta makin berkembang dan bertambah kukuh keberadaannya. Bahasa Melayu yang dipakai di daerah di wilayah Nusantara dalam pertumbuhannya dipengaruhi oleh corak budaya daerah. Bahasa Melayu menyerap kosakata dari berbagai bahasa, terutama dari bahasa Sanskerta, bahasa Persia, bahasa Arab, dan bahasa-bahasa Eropa. Bahasa Melayu pun dalam perkembangannya muncul dalam berbagai variasi dan dialek.
Perkembangan bahasa Melayu di wilayah Nusantara mempengaruhi dan mendorong tumbuhnya rasa persaudaraan dan persatuan bangsa Indonesia. Komunikasi antarperkumpulan yang bangkit pada masa itu menggunakan bahasa Melayu. Para pemuda Indonesia yang tergabung dalam perkumpulan pergerakan secara sadar mengangkat bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia, yang menjadi bahasa persatuan untuk seluruh bangsa Indonesia (Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928).
Kebangkitan nasional telah mendorong perkembangan bahasa Indonesia dengan pesat. Peranan kegiatan politik, perdagangan, persuratkabaran, dan majalah sangat besar dalam memodernkan bahasa Indonesia.
Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus 1945, telah mengukuhkan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia secara konstitusional sebagai bahasa negara. Kini bahasa Indonesia dipakai oleh berbagai lapisan masyarakat Indonesia, baik di tingkat pusat maupun daerah.

Bahasa dan Sastra
Kebanyakan orang memang suka keliru menyangkut dua hal ini. Kalau sudah berstatus mahasiswa, maupun lulusan, dari Departemen Sastra Indonesia, dianggap sudah mengetahui masalah kesusastraan. Kadang-kadang juga dianggap sebagai kamus berjalan sehingga kalau berhadapan dengan kosakata tertentu, para mahasiswa dan lulusan Sastra Indonesia ini dijadikan tempat bertanya. Parahnya, tidak jarang mereka yang bertanya itu akan melecehkan (entah itu serius maupun sekadar guyon) dengan berkata, “Percuma mahasiswa/lulusan Sastra Indonesia, masa begitu saja nggak tahu.”
Sebenarnya, pada Departemen Sastra Indonesia (dulu disebut Jurusan Sastra Indonesia, setidaknya sampai sebelum saya menulis skripsi) ada dua pembidangan. Bidang pertama itu bidang bahasa atau yang lazim disebut linguistik. Lalu bidang kedua ialah sastra.
Baik mahasiswa sastra, maupun linguistik akan diwajibkan mengikuti kuliah-kuliah dasar bidang masing-masing. Mahasiswa sastra akan belajar Pengantar Linguistik Umum, Fonologi. Morfologi, Sintaksis, Semantik, Pragmatik, dan kuliah-kuliah linguistik lainnya. Lalu mahasiswa bidang linguistik juga harus belajar Pengantar Kajian Sastra, Telaah Puisi, Telaah Prosa, Telaah Drama, Kritik Sastra, dan beberapa kuliah sastra lain. Tujuannya agar masing-masing mahasiswa, meskipun berfokus pada salah satu bidang, tetap memiliki bekal dasar untuk mencermati fenomena sastra maupun linguistik.
Namun, terkadang mahasiswa/lulusan bidang sastra harus memiliki kompleksitas wawasan ilmu di bidang linguistik pula. Tujuannya, bila ia ingin melakukan kritik sastra, bekal ilmu linguistik sering kali menolong dalam memahami pesan yang disampaikan dalam suatu karya sastra. Atau bila ia memang ingin membuat karya sastra tertentu, pemahaman bidang linguistik yang baik akan menolongnya menciptakan karya yang kuat karena mengenal karakter fonem tertentu, misalnya.
Bahasa bagi Muda-Mudi
Kembali pada sikap para pelajar, laporan yang diberikan para siswa SMAN 11 Jakarta itu menunjukkan bahwa 60 dari 100 yang ditanyai, mengaku mengetahui kalau Oktober merupakan bulan bahasa. Tapi hanya 36 yang mengatakan kalau bulan bahasa itu harus atau perlu dirayakan. Dan dari pertanyaan lanjutan, responden menyebut memilih merayakan bulan bahasa itu dengan menggelar pentas seni.
Hasil liputan sederhana itu ditutup dengan simpulan bahwa perayaan bulan bahasa di beberapa SMA di Jakarta mulai surut. Perayaan baik dalam hal bahasa maupun sastra dianggap perlu guna menanamkan kesadaran pentingnya meningkatkan kualitas berpikir dan menghargai bahasa sendiri.
Sesungguhnya, niat tersebut bukan niat yang buruk. Namun, tidak ada gunanya juga kalau hanya sampai sebatas niat. Fakta menunjukkan kalau kalangan muda lebih banyak mengembangkan bahasa gaul ketimbang memerhatikan bahasa yang baik. Saya tidak mengatakan bahasa yang baik dan benar karena banyak orang yang cenderung menganggap bahasa demikian sebagai bahasa resmi, padahal tidak demikian. Memang tidak terlalu salah juga bila berkomunikasi dengan bahasa gaul. Hanya saja, ketika bahasa hanya sebatas menyampaikan pesan belaka, kualitas berbahasa yang baik tidak bakal tercapai.
Bulan bahasa sebenarnya bisa dijadikan momentum untuk meningkatkan kualitas berbahasa secara baik (dan kalau bisa benar juga). Tapi jangan pula hanya sekadar pada bulan tersebut saja. Karena berbahasa merupakan proses yang harus dibiasakan. Semakin terbiasa untuk berbahasa dengan baik, semakin menolong kita untuk terus meningkatkan kualitas berbahasa.
Sastranya Bagaimana?
Karena bulan Oktober juga tidak sekadar menjadi bulan bahasa, tapi juga sastra, kita pun sebaiknya perlu belajar untuk memberi porsi yang cukup pada bidang sastra. Masalahnya, untuk bidang ini pun kita masih ketinggalan dari negara-negara lainnya. Para siswa sekolahan perlu mengenal lebih banyak karya sastra, tidak hanya untuk melengkapi kegiatan belajar bidang studi bahasa dan sastra Indonesia saja, tetapi juga untuk menggali kekayaan moral dan intelektual yang dituangkan dalam setiap karya sastra.
Saya memang kurang menguasai bidang sastra karena terlalu berfokus pada bidang linguistik. Namun, saya sangat bersyukur karena belakangan diingatkan bahwa membaca karya sastra, khususnya novel, itu sangat nikmat. Apalagi ketika menelusuri penuturan yang disampaikan dengan bahasa yang indah. Memang harus diakui kalau ada karya yang membingungkan. Contohnya saja Wasripin dan Satinah karya Kuntowijoyo (Kompas 2003) sebagai salah satu yang memusingkan saya. Tapi ada banyak pula yang sangat menyenangkan untuk dibaca dan tidak membuat kening berkerut plus disampaikan dengan bahasa yang indah, seperti Bunga karya Korrie Layun Rampan (Grasindo 2002), Sang Guru oleh Gerson Poyk (Grasindo 1993), atau Hari Esok Masih Panjang karya M. S. Noerna Sidharta (Grasindo 2002).
Sementara itu, puisi juga menghadirkan beragam nuansa yang tak kalah menarik. Sama seperti ketika mulai menikmati novel, kalau Anda tahu kenikmatannya, dijamin Anda akan menggandrungi berbagai jenis puisi, meski mungkin akan terheran-heran karena melihat puisi-puisi aneh, seperti karya Sutardji Calzoun Bachri atau Saut Situmorang.
Nah, para pemuda, sudah siap melangkah lebih jauh dari tidak peduli menjadi peduli? Atau dari sekadar berniat menelusuri sampai menggandrungi berbahasa yang baik dan menikmati sastra? Ingatlah, bahasa dan sastra Indonesia itu merupakan hartamu juga. Jangan sampai diklaim oleh negara lain. Nggak lucu ‘kan?

Sumber : http://indonesiasaram.wordpress.com/2007/12/03/bulan-bahasa-dan-sastra-di-mata-anak-muda/
http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/petunjuk_praktis/627/Sekilas%20Tentang%20Sejarah%20Bahasa%20Indonesia

32 komentar:

  1. bagusss..kombek putrienggarisrahayu.blogspot.com

    BalasHapus
  2. sipppp infonya kerennn......

    silahkan comment balik posting ketiga di sitiyuriah.blogspot.com

    BalasHapus
  3. Good Post bro,,
    di tunggu post berikut ny..

    BalasHapus
  4. postingn yg bguz
    mkcih info nya

    BalasHapus
  5. sangat bermanfaat dan menambah pengetahuan saya?...saya tunggu postingan selanjutnya,yang lebih menarik dari pada sebelumnya....komen balik maratussholikhahipa2.blogspot.com

    BalasHapus
  6. Good job,..
    Cmen blig ea dwigihar.blogspot.com

    BalasHapus
  7. nice info,,
    komen balik y,,nofarojayanti.blogspot.com

    BalasHapus
  8. thanks infonya..
    coment balik heristiantoxia.blogspot.com

    BalasHapus
  9. good post
    komen blik http://nita-ardiant1.blogspot.com

    BalasHapus
  10. good... kombek eo...
    yunimarifatunnisa.blogspot.com

    BalasHapus
  11. keren,,komen blik y,
    http://kusumaaji27.blogspot.com/2013/10/7-hal-yang-menggambarkan-tentang.html#comment-form

    BalasHapus
  12. bagus jangan lupa komen balik di anaastutiningrum.blogspot.com

    BalasHapus
  13. terimakasih atas infonya..
    jangan lupa komen balik yaa...di posting ke 3,4 & 5
    ini alamat saya enaramaating.blogspot.com

    BalasHapus
  14. siipp....infonya keren...

    jngan lpa comment balik tntang blan bhasa ea di sitiyuriah.blogspot.com

    BalasHapus
  15. nice, comback d gesangwibawono.blogspot.com

    BalasHapus
  16. good post..
    komen balik http://dianpamungkas7.blogspot.com/

    BalasHapus
  17. keren,,komen balik dinatriastuti.blogspot.com

    BalasHapus
  18. good
    kombek bellafriscafrezilia.blogspot.com

    BalasHapus
  19. good..postingnya
    combec sitimaskanahxiipa1.blogspot.com

    BalasHapus
  20. Buat tmen" yg dh komen,, mksh ya,,

    BalasHapus
  21. Thanks teman",, dh pda mau komen,, psti sya comback,,

    BalasHapus

 
 
Cookie Monster Sesame Street